Hari AIDS Sedunia 2024: Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa.
Kemarin, pada tanggal 28 November 2024, saya diundang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar untuk menjadi pembicara pada acara Sarasehan Hari AIDS Sedunia 2024.
Setiap tanggal 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS Sedunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS, melawan stigma, dan mendukung mereka yang terdampak. Tema global tahun ini adalah “Take the Rights Path: My Health, My Right”. Sementara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengusung tema nasional “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”.
Tema ini mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki hak yang setara untuk mendapatkan kesehatan tanpa diskriminasi, termasuk akses terhadap pencegahan, pengobatan, dan dukungan terkait HIV/AIDS.
Mengenal HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), tahap akhir dari infeksi HIV yang ditandai dengan penurunan fungsi imun tubuh secara drastis.
Gejala Infeksi HIV
Gejala awal infeksi HIV biasanya tidak spesifik, seperti:
- demam
- batuk
- flu like syndrome
- sariawan
- berkeringat malam hari
- lemas
- nyeri otot
- pembengkakan kelenjar getah bening
- ruam kulit
Namun, pada tahap lanjut, gejala bisa meliputi:
- penurunan berat badan drastis
- infeksi oportunistik seperti tuberkulosis (TB) atau kandidiasis
- keringat malam berlebih
- diare kronis
Prinsip Penularan HIV: ESSE
HIV ditularkan melalui cairan tubuh tertentu yang mengandung virus dalam konsentrasi tinggi, dikenal dengan ESSE:
- Exit: keluar dari tubuh manusia
- Survive: HIV dalam kondisi hidup
- Sufficient: Jumlahnya (konsentrasi) cukup
- Enter: HIV masuk ke dalam tubuh manusia
Penularan HIV
Penularan virus HIV terjadi melalui cairan tubuh tertentu yang mengandung virus dalam konsentrasi tinggi. Berikut ini adalah cara penularan HIV:
1. Hubungan seksual tanpa pelindung
Melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV tanpa menggunakan kondom. Risiko lebih tinggi pada hubungan anal karena jaringan lebih rentan robek.
2. Transfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi HIV
Meski jarang terjadi, ini masih menjadi risiko di tempat dengan pengawasan darah yang kurang ketat.
3. Penggunaan jarum suntik atau alat tajam yang tidak steril
Termasuk berbagi jarum suntik pada pengguna narkoba, jarum tato, atau alat medis yang tidak steril.
4. Dari ibu ke anak (penularan vertikal)
Selama kehamilan, persalinan, atau menyusui, ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ke bayinya jika tidak mendapatkan pengobatan.
5. Paparan cairan tubuh tertentu
Melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, cairan mani, cairan vagina, atau air susu ibu (ASI), terutama pada luka terbuka atau membran mukosa.
HIV Tidak Menular Melalui:
- Sentuhan fisik biasa seperti berjabat tangan, berpelukan, atau berciuman.
- Berbagi makanan, minuman, atau alat makan.
- Gigitan nyamuk atau serangga lain.
- Menggunakan toilet, kolam renang, atau fasilitas umum bersama.
- Bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi.
Penting untuk memahami penularan ini agar masyarakat tidak salah informasi dan dapat membantu mengurangi stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Pencegahan HIV
Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan strategi pendekatan ABCDE:
1. A: Abstinence (tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah).
2. B: Be faithful (setia pada satu pasangan).
3. C: Condom & circumcision (gunakan kondom saat berhubungan seksual berisiko & sunat).
4. D: NO Drugs & safe blood sterile equipment (hindari penggunaan narkoba, terutama yang menggunakan jarum suntik & gunakan peralatan medis yang steril).
5. Education (edukasi masyarakat untuk memahami risiko dan cara penularan HIV).
3 Zero 2030: Tujuan Penanggulangan HIV/AIDS
Dalam upaya memerangi HIV/AIDS, dunia menetapkan target 3 Zero pada tahun 2030, yaitu:
1. Zero new HIV infections: Tidak ada infeksi HIV baru.
2. Zero discrimination: Tidak ada diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
3. Zero AIDS-related deaths: Tidak ada kematian akibat AIDS.
Hak Setara untuk ODHA: Bersama Kita Bisa
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan HIV/AIDS. Data Kemenkes RI mencatat peningkatan kasus HIV, terutama pada kelompok usia produktif. Tantangan utama yang dihadapi adalah stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, yang seringkali menghambat akses mereka ke layanan kesehatan.
Sebagai bagian dari tema nasional “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, pemerintah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama:
- Memberikan dukungan kepada ODHA agar mereka mendapatkan hak yang sama untuk hidup sehat.
- Melibatkan komunitas dalam edukasi HIV/AIDS.
- Memastikan ketersediaan layanan kesehatan yang inklusif, termasuk terapi antiretroviral (ARV).
Mengapa Perlu Kepedulian Bersama?
HIV/AIDS bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga persoalan sosial dan hak asasi manusia. ODHA berhak mendapatkan kehidupan yang layak tanpa diskriminasi, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Dengan pengetahuan yang tepat, stigma terhadap HIV/AIDS dapat diminimalkan. Dukungan emosional dan sosial kepada ODHA dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan mendorong mereka untuk tetap patuh menjalani pengobatan.
Kesimpulan
Hari AIDS Sedunia 2024 menjadi momen penting untuk merefleksikan komitmen kita terhadap penanganan HIV/AIDS. Dengan mengusung semangat “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, mari kita berkontribusi menciptakan masyarakat yang peduli, bebas diskriminasi, dan mendukung hak kesehatan untuk semua. Bersama, kita dapat mewujudkan target 3 Zero dan memberikan harapan bagi mereka yang hidup dengan HIV/AIDS.