Carnivore Diet.
Akhir-akhir ini saya tidak punya ide mau menulis apa di blog, sampai seorang rekan perawat chat WA menanyakan tentang Carnivore Diet.
“Saya kemarin baca buku tentang Carnivore Diet dok… dan dia itu bisa menurunkan peradangan dan gula darah dalam tubuh sangat cepat, coba aku pelajari ternyata memang sumber peradangan tubuh itu karbohidrat, dan saat makan hanya daging saja maka tidak ada reaksi peradangan karena daging hanya mengandung lemak dan protein saja, bagaimana dok tentang ini?” 😁
“Ya, bisa. Tapi saya kurang setuju sama sekali menghindari karbo. Tanpa sayuran atau buah-buahan, Carnivore Diet bisa menyebabkan kekurangan serat, vitamin, antioksidan. Yang paling baik moderasi. Misalnya karbo tetap tapi memilih karbohidrat kompleks, misal biji-bijian, sayuran dan sedikit buah-buahan.”
Apa Sih Carnivore Diet Itu?
Di dunia diet dan nutrisi, Carnivore Diet menjadi topik yang menarik perhatian, terutama bagi mereka yang ingin menurunkan peradangan dan mengontrol kadar gula darah. Prinsip utama dari diet ini adalah hanya mengonsumsi makanan dari sumber hewani, seperti daging, ikan, telur, tanpa adanya karbohidrat atau makanan nabati.
Beberapa penelitian dan laporan menunjukkan bahwa pola makan ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi peradangan dalam tubuh.
Namun, apakah benar menghindari karbohidrat sepenuhnya adalah pilihan yang baik untuk kesehatan jangka panjang? Mari kita kupas lebih dalam.
Prinsip Dasar Carnivore Diet
Carnivore Diet merupakan diet yang membatasi asupan hanya pada sumber hewani, yaitu daging, ikan, telur, dan beberapa produk hewani lainnya. Diet ini mengeliminasi semua jenis karbohidrat, termasuk buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Argumen yang mendasari diet ini adalah bahwa makanan hewani tinggi protein dan lemak sehat tanpa adanya komponen karbohidrat yang dapat memicu peradangan.
Mereka yang mendukung Carnivore Diet berpendapat bahwa makanan nabati, terutama karbohidrat, dapat menyebabkan peningkatan peradangan. Peradangan kronis diketahui menjadi akar dari banyak penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan penyakit autoimun.
Menurut penganut diet ini, dengan hanya mengonsumsi protein dan lemak dari sumber hewani, tubuh akan lebih stabil dalam menjaga kadar gula darah dan hormon insulin, yang pada akhirnya dapat mengurangi risiko peradangan.
Manfaat Carnivore Diet
Carnivore Diet dianggap memiliki beberapa manfaat kesehatan, terutama bagi mereka yang mengalami gangguan metabolisme atau inflamasi. Berikut beberapa manfaat yang dilaporkan:
1. Penurunan Peradangan: Diet ini dianggap dapat menurunkan peradangan dalam tubuh. Saat tubuh tidak mengonsumsi karbohidrat, gula darah cenderung stabil dan tidak ada lonjakan insulin yang memicu proses inflamasi. Selain itu, diet ini juga menghindari makanan yang berpotensi memicu alergi atau sensitivitas seperti gluten dan fruktan.
2. Kontrol Gula Darah yang Lebih Baik: Tidak adanya karbohidrat dalam diet ini menyebabkan kadar gula darah menjadi stabil, tanpa adanya lonjakan. Hal ini dinilai bermanfaat bagi mereka yang memiliki kondisi diabetes atau resistensi insulin. Bagi penderita diabetes, terutama diabetes tipe 2, diet rendah karbohidrat memang terbukti membantu menurunkan kadar gula darah.
3. Perbaikan Fungsi Pencernaan: Beberapa orang melaporkan perbaikan gejala pencernaan saat menjalani Carnivore Diet. Hal ini karena makanan nabati, seperti serat atau antinutrien, yang mungkin sulit dicerna oleh sebagian orang, dihindari. Serat yang berlebih, terutama dari sayuran mentah, bisa menyebabkan gangguan pencernaan pada beberapa individu.
4. Efek Satiating yang Tinggi: Diet ini kaya akan protein dan lemak, yang dikenal memiliki efek kenyang lebih lama dibandingkan karbohidrat. Hal ini membantu menekan rasa lapar berlebihan dan bisa membantu menjaga berat badan.
Risiko dan Kekurangan Carnivore Diet
Meskipun Carnivore Diet menawarkan beberapa manfaat, diet ini juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Menghindari karbohidrat sepenuhnya bukanlah langkah yang tepat untuk semua orang. Berikut adalah beberapa risiko dari Carnivore Diet:
1. Kekurangan Nutrisi: Tanpa buah dan sayuran, Carnivore Diet berpotensi menyebabkan kekurangan nutrisi seperti serat, vitamin C, antioksidan, dan fitonutrien lain yang penting bagi tubuh. Serat sendiri sangat penting bagi kesehatan pencernaan, karena membantu melancarkan buang air besar dan menjaga keseimbangan mikrobioma usus.
2. Efek Jangka Panjang Terhadap Kesehatan Jantung: Diet tinggi protein dan lemak jenuh yang berlebihan bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh, terutama dari daging merah, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
3. Keseimbangan Metabolik: Karbohidrat sebenarnya penting untuk fungsi metabolisme dan produksi energi. Tanpa karbohidrat, tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi dalam proses yang disebut ketosis. Ketosis dalam jangka panjang mungkin menimbulkan ketidakseimbangan metabolik pada beberapa individu, terutama jika tubuh tidak sepenuhnya beradaptasi dengan pembakaran lemak.
4. Risiko Gangguan Psikologis: Menghindari semua makanan yang mengandung karbohidrat bisa menimbulkan rasa terbatas yang cukup ekstrem dan memicu gangguan psikologis, seperti obsesi terhadap makanan tertentu atau pola makan yang terlalu restriktif.
Pendekatan Moderasi
Beberapa ahli gizi menyarankan agar Carnivore Diet tidak diikuti secara ekstrem. Sebaliknya, mengadopsi pola makan rendah karbohidrat dengan tetap memasukkan makanan nabati tertentu dapat memberikan manfaat kesehatan tanpa harus menghilangkan nutrisi penting yang terdapat dalam sayur dan buah.
Sebagai contoh, pola makan rendah karbohidrat yang tetap mengandung sayur, lemak sehat, dan protein hewani dinilai mampu menjaga kestabilan gula darah sekaligus mendukung kesehatan jangka panjang.
Kesimpulan
Carnivore Diet memang menarik sebagai alternatif untuk menurunkan peradangan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan metabolik. Namun, diet ini memiliki risiko kekurangan nutrisi jika diikuti secara ketat dan jangka panjang.
Pendekatan moderasi, dengan tetap memasukkan sumber karbohidrat sehat, mungkin lebih tepat untuk sebagian besar orang agar mendapatkan manfaat kesehatan yang seimbang.
Jika Anda mempertimbangkan untuk mencoba Carnivore Diet, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi atau profesional medis, karena diet ini tidak cocok untuk semua orang. Pada akhirnya, pola makan yang seimbang, yang mencakup berbagai jenis nutrisi, adalah kunci untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Baca juga tentang intermittent fasting di sini.
One Response