Kurang tidur bisa bikin perut kamu buncit loh. Kurang tidur sering dikaitkan dengan peningkatan berat badan, terutama di area perut, mengapa?
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi hormon, metabolisme, dan gaya hidup. Semua hal ini berperan dalam penumpukan lemak di perut.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan lemak di perut:
1. Gangguan Hormon yang Mengatur Rasa Lapar
Salah satu penyebab utama mengapa kurang tidur bisa memicu kenaikan berat badan adalah pengaruhnya terhadap hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, yaitu ghrelin dan leptin.
Ghrelin, dikenal sebagai “hormon lapar”, bertanggung jawab untuk meningkatkan nafsu makan. Saat kita kurang tidur, kadar ghrelin dalam tubuh meningkat, yang menyebabkan peningkatan rasa lapar dan keinginan untuk makan lebih banyak.
Sebaliknya, leptin, hormon yang bertanggung jawab untuk memberikan sinyal kenyang kepada otak, akan berkurang. Dengan rendahnya leptin, otak tidak menerima sinyal bahwa tubuh sudah cukup makan, sehingga kita cenderung makan lebih banyak dari yang seharusnya.
Kombinasi dari peningkatan ghrelin dan penurunan leptin akibat kurang tidur inilah yang membuat seseorang merasa lebih lapar. Sehingga cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebih, terutama makanan tinggi kalori, lemak, dan karbohidrat. Makanya kalau kamu kurang tidur perut bisa jadi buncit.
2. Peningkatan Kadar Kortisol
Kurang tidur juga meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang dapat memicu penumpukan lemak, terutama di area perut.
Kortisol berperan dalam merespons stres. Saat kadarnya meningkat, tubuh mulai menyimpan lebih banyak lemak sebagai cadangan energi, terutama di sekitar organ-organ vital seperti hati dan perut.
Kondisi ini dikenal sebagai penumpukan lemak visceral. Lemak visceral adalah jenis lemak yang paling berbahaya karena mengelilingi organ-organ dalam. Lemak visceral juga berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kondisi metabolik lainnya.
3. Pengaruh pada Sensitivitas Insulin
Kurang tidur juga dapat mempengaruhi sensitivitas insulin, hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur gula darah. Ketika tubuh tidak cukup tidur, sel-sel menjadi kurang responsif terhadap insulin, yang memicu peningkatan kadar gula darah.
Tubuh merespons kondisi ini dengan memproduksi lebih banyak insulin, yang pada akhirnya mendorong tubuh untuk menyimpan kelebihan glukosa dalam bentuk lemak, terutama di area perut.
Penurunan sensitivitas insulin ini tidak hanya mempengaruhi penumpukan lemak, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Oleh karena itu, kurang tidur bukan hanya berdampak pada estetika tubuh, tetapi juga pada kesehatan metabolik secara keseluruhan.
4. Meningkatkan Kecenderungan Konsumsi Makanan Tinggi Kalori
Kurang tidur tidak hanya mempengaruhi hormon, tetapi juga pilihan makanan yang kita buat. Orang yang kurang tidur cenderung mencari makanan tinggi kalori, lemak, dan gula. Ini disebabkan oleh kebutuhan tubuh untuk mendapatkan energi cepat yang tidak didapatkan dari istirahat yang cukup.
Studi menunjukkan bahwa kurang tidur meningkatkan keinginan untuk makan makanan yang kaya karbohidrat sederhana dan lemak, seperti camilan manis, junk food, dan makanan yang digoreng.
Selain itu, rasa lelah akibat kurang tidur juga bisa membuat seseorang kurang termotivasi untuk memasak makanan sehat atau berolahraga, yang pada akhirnya berkontribusi pada penambahan berat badan di perut.
5. Penurunan Aktivitas Fisik
Kurang tidur juga berpengaruh pada tingkat energi dan motivasi untuk berolahraga. Ketika tubuh merasa lelah, seseorang lebih cenderung memilih aktivitas yang tidak membutuhkan banyak energi, seperti duduk atau tidur siang.
Akibatnya, jumlah kalori yang terbakar berkurang, sementara asupan kalori tetap atau bahkan meningkat, yang mengarah pada penumpukan lemak di perut.
Kurang tidur juga membuat tubuh lebih lambat dalam memulihkan otot dan jaringan setelah berolahraga. Ini membuat latihan fisik terasa lebih sulit dan tidak menyenangkan, yang pada akhirnya bisa menurunkan frekuensi dan intensitas olahraga.
6. Siklus Tidur yang Tidak Teratur
Selain durasi tidur, kualitas tidur juga penting dalam menjaga berat badan. Siklus tidur yang tidak teratur, seperti tidur larut malam atau sering terbangun di malam hari, juga bisa memengaruhi metabolisme tubuh dan pola makan.
Orang yang sering terbangun di malam hari cenderung makan lebih banyak di malam hari, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut karena metabolisme melambat saat tidur. Jadi kalau kamu kurang tidur, terus habis makan langsung tidur, akhirnya bisa bikin perut buncit.
Kesimpulan
Kurang tidur memiliki dampak besar pada berat badan dan penumpukan lemak, terutama di area perut.
Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon, peningkatan stres, penurunan sensitivitas insulin, dan pilihan gaya hidup yang kurang sehat.
Untuk menghindari penumpukan lemak di perut dan menjaga kesehatan metabolik, penting untuk mendapatkan tidur yang cukup, idealnya 7-8 jam per malam, serta menjaga pola makan dan rutinitas olahraga yang sehat.
Dengan tidur yang cukup, tubuh dapat berfungsi dengan optimal, mengatur nafsu makan, dan menjaga keseimbangan energi yang diperlukan untuk menghindari penambahan berat badan di perut.
Baca juga: 4 Penyebab Gagal Diet dan Cara Mengatasinya